Foto: Freepik.com
Halo sahabat Dailyweproperty.
Investasi properti merupakan jenis investasi yang berkaitan dengan pembelian, kepemilikan, penyewaan, pengelolaan, dan penjualan properti yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan atau Return on Investment (ROI), baik melalui hasil sewa, penjualan kembali, atau keduanya.
Sebelum Anda memilih jenis investasi properti, sebaiknya tentukan langkah dan strategi investasi terlebih dahulu. Properti bisa dimiliki investor individual, investor kelompok, atau korporasi atau perusahaan. Untuk jangka waktunya, investasi properti merupakan investasi yang fleksibel, bisa untuk jangka pendek atau jangka panjang.
Berikut ini beberapa jenis investasi properti yang bisa Anda pilih dan faktor yang menentukan kinerja dari investasi pada sektor properti itu sendiri.
1. Perkantoran atau Office Space
Jenis investasi properti gedung perkantoran mampu menghasilkan profit yang paling besar dibandingkan properti yang lainnya. Berada di lokasi yang strategi dan di pusat bisnis akan memiliki banyak permintaan yang berasal dari perusahaan untuk memenuhi berbagai fungsi seperti keuangan, administrasi, operasional, dan lain sebagainya. Ketika perusahaan tersebut berkembang, maka permintaan ruang kantor yang lebih besar akan semakin besar.
Adapun kelemahan investasi office space yaitu sensitif terhadap kinerja perekonomian. Selain itu, memiliki biaya operasional yang tinggi yang akan membebankan keuangan jika Anda kehilangan pasar. Maka sebaiknya tentukan langkah strategi investasi dan hitungan profitnya terlebih dahulu.
2. Properti Bisnis, Ritel dan Perdagangan
Jenis investasi properti untuk bisnis, ritel dan perdagangan, misalnya berupa pusat perbelanjaan, mall, lahan parkir dan kios / ruko. Besarnya permintaan ini biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lokasi, kepadatan penduduk, tingkat pendapatan penduduk di sekitar dan pertumbuhan penduduk.
Jika melihat dari perspektif ekonomi, properti ini memiliki kinerja terbaik di negara-negara yang berkembang, apalagi ketika pertumbuhan penjualan ritel sedang tinggi. Tingkat pengembalian modal yang lebih stabil dibandingkan dengan gedung perkantoran. Biasanya ini terjadi karena sewa yang dilakukan biasanya lebih panjang dan pengecer juga lebih jarang berpindah-pindah dibandingkan dengan penyewa kantor.
3. Properti Industri atau Manufaktur
Jenis investasi properti industri membutuhkan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan properti gedung kantor dan juga ritel. Investasi yang bisa Anda lakukan mulai dari pergudangan, manufaktur, tempat penelitian dan pengembangan perusahaan, juga lokasi distribusi.
Sebaiknya Anda menyesuaikan standard bangunannya terlebih dahulu. Misalnya, ketinggian langit-langit, lokasi yang berdekatan dengan transportasi utama, seperti rel atau dermaga laut, kemampuan memuat barang, dan lainnya.
4. Properti untuk Tempat Tinggal Sementara
Jenis investasi properti ini bisa Anda lakukan di lokasi yang dekat dengan kampus atau universitas dan perkantoran karena mahasiswa dan karyawan sebagai target pasar Anda. Misalnya bangunan rumah kontrakan, kos-kosan dan unit apartemen.
Investasi properti kos-kosan sangat menguntungkan karena setiap bulannya Anda akan mendapatkan penghasilan yang jumlahnya besar tanpa harus bekerja dan mengandalkan gaji bulanan. Investasi ini juga cocok menjadi pilihan investasi masa tua, karena tidak membutuhkan banyak tenaga untuk menjalankannya.
5. Properti untuk Hunian Keluarga
Jenis investasi properti ini memberikan hasil yang paling stabil, sebab apapun kondisi perekonomian yang sedang terjadi, masyarakat akan selalu membutuhkan tempat tinggal. Misalnya bangunan rumah dan unit apartemen. Sehingga pada pasar yang normal, tingkat hunian akan tetap tinggi dan mampu memberikan pendapatan yang stabil.
Investasi jenis ini juga membutuhkan modal awal yang besar untuk proses akuisisi unit aset, mulai dari sisi legalitas hingga pemeliharaan tahap awal. Setelah Anda memiliki aset tersebut, Anda bisa menjual atau menyewakannya. Ada 2 cara proses pembelian aset tersebut, yaitu dengan kondisi yang sudah jadi dan siap pakai atau secara inden (akan dibangun kemudian setelah ada kesepakatan harga dan uang muka).
Selain itu, jenis properti hunian keluarga memiliki aturan biaya operasional yang bisa dibagi antara pemilik dan penyewa. Tergantung kesepakatan pada perjanjian sewa-menyewa dilakukan antara kedua belah pihak. Namun, jika Anda tidak membuat kesepakatan di atas, artinya setiap risiko kenaikan biaya operasional bangunan akan ditanggung pemilik selama masa sewa.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sahabat Dailyweproperty.