Biaya CAPEX dan OPEX Properti

Foto: Freepik.com

 

Halo sahabat Dailyweproperty.

Menghitung biaya pengeluaran belanja modal atau Capital Expenditures (CAPEX) dan biaya operasional atau Operating Expenses (OPEX), merupakan aspek penting dalam mengelola portofolio real estat perusahaan Anda.

CAPEX dan OPEX merupakan jenis biaya berbeda yang memengaruhi arus kas, profitabilitas, dan implikasi pajak Anda.

Untuk mengoptimalkan kinerja keuangan dan keputusan strategis Anda, Anda perlu memiliki data yang akurat dan tepat waktu tentang CAPEX dan OPEX dalam Property Management System (PMS) Anda.

Dikutip dari artikel Corporate Real Estate di Linkedin, yang membahas praktik terbaik untuk melacak CAPEX dan OPEX dalam PMS real estat perusahaan Anda.

 

1. Definisi CAPEX dan OPEX

CAPEX dan OPEX adalah dua kategori biaya yang berkaitan dengan aset real estat Anda.

CAPEX mengacu pada biaya perolehan, perbaikan, atau perpanjangan masa manfaat properti Anda.

Contoh CAPEX yaitu meliputi biaya-biaya berikut ini.

  • Pembelian tanah
  • Pembangunan atau renovasi bangunan
  • Pemasangan peralatan
  • Peningkatan sistem

Sedangkan OPEX mengacu pada biaya-biaya pemeliharan dan pengoperasian atau penyewaan properti.

Contoh OPEX yaitu meliputi biaya-biaya berikut ini.

  • Utilitas
  • Perbaikan
  • Pemeliharaan
  • Pajak properti
  • Asuransi
  • Biaya manajemen

CAPEX dan OPEX memiliki perlakuan akuntansi dan pajak yang berbeda.

CAPEX dikapitalisasi atau mencatat suatu biaya atau pengeluaran sebagai aset dalam neraca perusahaan, bukan sebagai beban yang dibebankan pada periode tertentu atau tidak langsung dibebankan dan diamortisasi selama masa manfaat aset tersebut.

Sedangkan OPEX dibebankan pada periode terjadinya yang berkelanjutan.

 

2. Mengidentifikasi Sumber CAPEX dan OPEX

Untuk melacak CAPEX dan OPEX dalam PMS Anda, Anda perlu mengidentifikasi sumber pengeluaran ini dan cara pencatatannya. Bergantung pada ukuran dan kompleksitas portofolio Anda.

Anda mungkin memiliki beberapa sumber data CAPEX dan OPEX, seperti berikut ini.

  • Faktur
  • Tanda terima
  • Kontrak
  • Anggaran
  • Prakiraan
  • Laporan

Anda juga perlu menentukan bagaimana pengeluaran ini dialokasikan ke properti, unit, penyewa, atau proyek Anda.

Misalnya, Anda dapat mengalokasikan CAPEX berdasarkan persentase luas lantai atau nilai aset.

Sedangkan OPEX berdasarkan ketentuan sewa atau tingkat hunian.

 

3. Integrasikan Data CAPEX dan OPEX

Setelah Anda mengidentifikasi sumber dan metode alokasi CAPEX dan OPEX, Anda perlu mengintegrasikannya ke dalam PMS Anda.

Ini berarti Anda perlu memiliki cara yang konsisten dan andal untuk mengimpor, memvalidasi, dan memperbarui data CAPEX dan OPEX dari berbagai sumber ke dalam PMS Anda. Anda dapat menggunakan proses manual atau otomatis, seperti Data Entry, Spreadsheets, APIs, atau penghubung lainnya.

Kuncinya adalah memastikan bahwa data Anda akurat, lengkap, dan tepat waktu, serta sesuai dengan standar akuntansi dan pelaporan Anda.

 

4. Menganalisis Kinerja CAPEX dan OPEX

Selanjutnya adalah menggunakan PMS untuk menganalisis kinerja CAPEX dan OPEX Anda dan bagaimana keduanya memengaruhi portofolio Anda.

PMS Anda akan menyediakan berbagai alat dan fitur untuk membantu Anda mengukur, membandingkan, dan memvisualisasikan data CAPEX dan OPEX Anda.

Misalnya, Anda dapat menggunakan dashboard, bagan, tabel, atau laporan untuk melacak CAPEX dan OPEX Anda berdasarkan properti, unit, penyewa, atau proyek, dan membandingkannya dengan anggaran, prakiraan, atau tolok ukur Anda.

Anda juga dapat menggunakan rasio, indikator, atau metrik untuk menilai efisiensi, profitabilitas, atau laba atas investasi CAPEX dan OPEX Anda.

 

5. Mengoptimalkan Keputusan CAPEX dan OPEX

Langkah terakhir adalah menggunakan PMS Anda untuk mengoptimalkan keputusan CAPEX dan OPEX Anda dan bagaimana keputusan tersebut mendukung tujuan strategis Anda.

PMS Anda harus memungkinkan Anda untuk menggunakan analisis CAPEX dan OPEX Anda untuk mengidentifikasi peluang, risiko, atau tren dalam portofolio Anda, dan untuk mengevaluasi berbagai skenario, opsi, atau alternatif.

Misalnya, Anda dapat menggunakan PMS Anda untuk menentukan waktu, jumlah, atau alokasi CAPEX dan OPEX yang optimal, atau untuk memprioritaskan proyek CAPEX dan OPEX Anda berdasarkan dampak, kelayakan, atau urgensinya.

Anda juga dapat menggunakan PMS Anda untuk berkomunikasi, berkolaborasi, atau melaporkan keputusan CAPEX dan OPEX Anda dengan para pemangku kepentingan Anda, seperti investor, pemberi pinjaman, manajer, atau penyewa.

Melacak belanja modal atau CAPEX dan belanja operasional atau OPEX secara efisien dalam Sistem Manajemen Properti atau PMS real estat perusahaan Anda sangatlah penting.

Mulailah dengan mengkategorikan pengeluaran secara jelas, membedakan antara investasi jangka panjang (CAPEX) dan biaya operasional sehari-hari (OPEX).

Terapkan sistem akuntansi yang kuat untuk mencatat dan mengklasifikasikan transaksi secara akurat. Tinjau laporan keuangan secara berkala untuk memastikan kepatuhan anggaran dan membuat keputusan yang tepat.

Secara berkala menilai alokasi dana antara CAPEX dan OPEX untuk mengoptimalkan kinerja keuangan dan perencanaan strategis.

Karena CAPEX merupakan investasi satu kali, dan OPEX merupakan pengeluaran rutin dan berkelanjutan bagi perusahaan mana pun.

Sebagai biaya operasional dan pemeliharaan rutin CAPEX, maka Audit rutin (fisik dan finansial) diperlukan untuk melacak pengeluaran dan tindakan tepat waktu sebagai langkah untuk mengurangi OPEX.

Pertimbangkan juga CAPEX dan OPEX dari perspektif biaya, khususnya di bidang Real Estat Komersial. Penganggaran CAPEX dan OPEX juga memiliki dampak besar dalam mempertahankan  nilai yang kompetitif di pasar properti.

 

Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sahabat Dailyweproperty.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Verified by MonsterInsights